Menjadi Penalaran

Bingung mau ngapain, dan file tentang menjadi penalaran saya juga belum kelar,,,,,



Menjadi Penalaran,
Awalnya saya tidak tahu tentang organisasi ini, menulis tentang karya ilmiah juga belum terlalu tahu, karya ilmiah yang saya tahu sebelumnya hanya sekedar tugas membuat makalah, itupun sering dibuatkan oleh teman kelas. 

Sebelum mendaftar diperguruan tinggi, saya pernah diberi wejangan oleh beberapa orang tentang perkuliahan dan dunia kampus, mereka berpendapat bahwa masa-masa kuliah akan sangat hambar apabila tidak disertai dengan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan akademik, yaitu berorganisasi. Berorganisasi merupakan salah satu wadah untuk belajar bagaimana kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain dan banyak hal sebelum kita terjun kedunia nyata, yakni masyarakat. Itulah alasan saya mengapa saya ingin belajar berorganisasi, walaupun sebenarnya saya tidak memiliki pengalaman dalam organisasi itu sendiri.

Setelah resmi menjadi mahasiswa di Universitas Negeri Makassar, di Fakultas Teknik saya sedikit ragu tentang organisasi, saya sedikit takut bersosialisasi dan banyak hal lain yang membuat saya ragu, pada suatu hari salah satu dosen saya yang merupakan dosen pertama yang menurut saya dekat dengan saya bercerita mengenai organisasi yang ada dalam kampus, beliau kembali menekankan agar kami sebagai mahasiswa harus selektif dalam memilih organisasi yang bagus dan dapat menunjang karier, jangan sampai organisasi membuat kami malas mengikuti proses perkuliahan yang merupakan kewajiban utama kami sebagai mahasiswa.

Pendaftaran Menjadi Penalaran XVI terbuka, saya dan teman-teman di kelas sepakat untuk mendaftar menjadi anggota penalaran, dengan pertimbangan dan diskusi yang telah kami lakukan sebelumnya. dikelas saya saat itu ada kira-kira 8 orang yang mengembalikan formulir dan beberapa orang mengengikuti teknikal meeting pertama, setelah mengikuti teknikal meeting dan FGD I, saya tidak dapat melanjutkan perjalanan untuk menjadi penalaran karena saya sakit dan harus diopname beberapa hari. Setelah masuk semester III saya mendengar bahwa ternyata teman-teman saya satupersatu gugur menjadi anggota penalaran, dengan alasan dan keluhan mereka masing-masing, dari sini saya menjadi makin penasaran tentang LPM Penalaran, bagaimana beratnya menjadi anggota penalaran? mengapa teman-teman saya semuanya mengeluh? dan mengapa cuma satu orang yang bisa lulus menjadi anggota penalaran?. Alasan lain yang membuat saya ingin mencoba bergabung dengan penalaran adalah karena KTI. KTI bagi saya merupakan hal yang baru dan saya tidak tahu bagaimana cara menulis KTI yang baik dan benar.

Suatu hari perlombaan penulisan KTI dibuka, salah satu teman kelas mengajak saya untuk ikut menulis dan membuat KTI dimana kita sebagai mahasiswa dapat menuangkan semua ide-ide gila namun bisa diaplikasikan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat, saya sangat terkesan dengan tujuan penulisan KTI (PKM GT) tersebut dan itulah kali pertama saya membuat KTI, ini membuat saya sangat penasaran sebenarnya bagaimana cara membuat karya tulis yang baik dan benar? bagaimana menuangkan ide-ide ke dalam tulisan?. Dalam pikiran saya saat itu, alangkah bahagianya orang-orang yang berhasil membuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, membuat kemajuan di dalam masyarakat adalah cita-cita saya sejak dulu, menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang terutama bagi keluarga saya.

Karena alasan dan pertimbangan yang saya telah pikirkan sebelumnya saya menjadi yakin untuk mencoba mendaftar kembali menjadi anggota penalaran di tahun 2013 ini, walaupun teman-teman sekelas saya banyak yang tidak mendukung dengan pilihan saya, tapi karena saya telah bertekat sebelumnya, saya tidak mengindahkan kata-kata mereka, dan tetap lanjut untuk mendaftar menjadi anggota penalaran. Masa-masa sulit menjadi anggota penalaran mulai saya rasakan sejak awal mendaftar, saya mendaftarkan diri hanya seorang diri tanpa seorangpun yang saya kenal. Mulai dari FGD, Wawancara, dan Tes Tulis saya sendiri. Disaat teman-teman sekelas dan teman kos pulang kampung, saya masih harus tinggal sendiri di kos untuk menunggu waktu tes tulis dan wawancara. Walaupun berat, saya berhasil melaluinya dan kembali ke kampung dengan harapan saya bisa lolos seleksi menjadi anggota penalaran.

Sedari kampung, tanggal pastinya saya lupa, yang jelasnya awal semester IV saya dinyatakan lulus seleksi awal, dan mengikuti tahapan selanjutnya. Setelah registrasi ulang, kemudian mengikuti teknikal meeting kedua, saya dipertemukan dengan teman sekolah semasa SMA dan teman sejurusan di PTIK yaitu Murdia dan Nurul Istiqomah, di sini saya sangat senang, akhirnya saya memiliki teman kelompok. Kesan pertama bertemu dengan teman-teman kelompok PMP dalam pikiran saya, wah saya berteman dengan orang-orang pilihan LPM Penalaran yang pastinya orang-orang pintar, dan memiliki kemampuan yang lebih dari yang lain. Saya merasa seperti titik didalam sebuah lingkaran besar yang didalamnya terdapat orang-orang yang memilki pengetahuan yang tinggi. Tapi walaupun demikian saya mencoba untuk belajar di sini, saya berusaha mencari banyak pelajaran dari proses PMP mulai dari cara mencari ide, tatacara menulis karya tulis ilmiah yang baik dan benar, menerima materi tentang karya tulis ilmiah yang membuat saya sama sekali tidak pernah merasa menyesal mengikuti dan melalui proses di LPM Penalaran UNM. Hal lain selain hal tersebut adalah pada tahapan PMP saya mendapatkan teman kelompok yang baik-baik, saya senang berada di kelompok 11 yaitu kelompok sosial humaniora, walaupun dalam proses ini sangat berat terutama saat penelitian lapangan dan seminar hasil, saya sangat kewalahan mengatur antara kuliah, tugas kelompok (Penelitian) dan Tugas individu. Ini menyebabkan tugas kelompok dan tugas individu sering terlambat dikumpulkan akibatnya kami harus mendapatkan hukuman, dan puncak dari hukuman tersebut yaitu kelompok 11 hampir saja tidak dapat mengikuti seminar hasil karena kesalahan kami bersama terutama saya karena beberapa hari sebelum seminar hasil, sepupu saya mengadakan acara sehingga saya memperhatikan tugas tambahan atau hukuman yang diberikan.

Pada saat itu saya sempat menitikkan air mata, Ya Allah akankah perjalanan dan kerja keras kami selama ini harus berhenti sampai disini? Maafkan saya teman-teman. Namun ternyata kami masih diberi kebijakan untuk menyelesaikan tugas terssebut sampai presentasi dari kelompok-kelompok yang lain selesai. Hari itu tidak dapat saya lupakan, saya melihat bahwa teman-teman kelompok PMP yatu Muhbi Dwi Putra, Suherman, Murdia, St Hajrah, Nurul Istiqomah, dan Andi Juniarti Utari adalah orang-orang yang ingin berusaha sampai titik darah penghabisan. Kelompok 11 saya salut dengan kalian semua. Bukan hanya teman-teman yang membuat saya salut, kakak pembimbing dan pendamping adalah orang yang sangat luar biasa, Kak St.Sarah Jacob yang lembut dan selalu membimbing, Kak Nurul Nisa Muhammad yang selalu sabar dan setia mendampingi, serta Kak Fitri Rahmawati yang selalu menghibur, semuanya terima kasih.

Setelah tahapan PMP selesai, saya dan teman-teman kelompok 11 dinyatakan lolos seleksi, kami masih melalui tahapan selanjutnya yaitu tahapan OMK, pada tahapan ini, kelompok dirubah, dan saya tidak bersama-sama lagi dengan kelompok 11, tahapan OMK ini, tidak kala seru dengan tahapan PMP, tapi menurut saya lebih ringan karena tidak berburu deadline tugas seperti tahapan PMP, di sini kita diberi materi tentang organisasi serta kegiatan-kegiatan outdoor yang menyenangkan, dan setelah itu pengaplikasiannya pada saat menjadi tim volunteer pusbit.

Terakhir adalah hari-hari yang saya tunggu yaitu pengukuhan menjadi anggota penalaran, hari ini adalah hari yang lebih santai, namun walaupun santai kami masih bisa belajar banyak diantaranya tentang bagaimana berorganisasi, melakukan negosiasi, dan lebih menekankan tentang hubungan dengan sesama manusia, dan masih banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari kegiatan ini, disamping itu kegiatan ini disertai dengan kegiatan yang menguji fisik, walaupun tidak seberat dengan apa yang diceritakan oleh kak Ma'ruf, kegiatan ini selain olah raga juga merupakan wadah untuk menguji mental, kekompakan kelompok, negosiasi, serta kesetiaan, ketepatan mengambil tindakan, dan masih banyak pelajaran yang bisa dipetik di sini.

Inilah cerita saya menjadi penalaran, mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi bagi semua yang membacanya.

Share:

1 comments